Pages

Nov 19, 2011

Sastra

FLASH FICTION:



Karena masalah membuatku bertanya

Kehidupan menunjukkan sketsanya sendiri-sendiri di setiap lipatan waktu. Seseorang hanya menangkap sebagian realitasnya, sebagian lain menangkap realitas yang lain. Apa yang dapat ku maknai kata-kata itu, padahal aku sudah belajar mata kuliah semantik tapi tak jua ku temui artinya. Aikh,, ini bukan soal kata-kata tapi semangatku kian mengendur. Aktivitas kuliah mulai membuatku jengah, bukan sebab materi yang jarang ku dapatkan, tapi masalah waktu yang membuat ibadahku terancam. Belum lagi tentang setoran amalan yauman ; aku punya tanggung jawab!
Banyak sekali target yang harus ku penuhi, mulai rentetan tugas kuliah, jadwal kuliah yang padat, jadwal mengajar privat, deadline tulisan, bla.bla.bla.. aku harus berpacu dengan waktu atau aku harus menjinakkan waktu atau aku yang bergulung dengan waktu. Intinya aku ingin dapat meng-KO-kan waktu. Tapi aku yakin, ini bukan soalan yang hanya aku alami, semua masyarakat ilmiah (mahasiswa) pasti juga sedang bermasalah dengan urusan yang satu ini. Baiklah, sejenak aku harus menghela napas dan berpikir kembali, aku terfokus pada ibadah yaumanku. Aku kadang malu setiap melaporkan catatan ibadah. Apalagi pada shalat berjamaah, pasti tidak dapat mencapai target padahal pasti ada kenaikan target setiap bulannya. Otakku mulai berputar, imajiku semakin liar untuk menemukan jalan keluar dari masalah ini.
“Barang siapa yang menginginkan keluasan surga, maka hendaklah komitmen dengan jamaah.” (Cuplikan dari Hadist Shahih At-Tarmidzi 20/232, nomor hadits: 1758)
Ku temukan hadits itu dalam catatan Mentoring waktu SMA. Bagus ! ini ku buat sebagai motivasi untuk meningkatkan shalat jamaahku. Jadi teringat masa SMA dulu yang penuh dengan warna dan khas rohis yang tak terlupakan, alahai rindunya ! ku baca kalimat selanjutnya,
“Berjamaah itu rahmat dan bercerai berai itu azab.”(Shaihul Jami’ Ash-Shagir. Jilid 3, Hadits Nomor :3104)
Semakin ku liarkan ingatan masa SMA dulu yang mana selesai dapat materi itu kami selalu shalat berjamaah di mushallah, dari djuhur hingga ashar, lucunya ketika kami menolak untuk menjadi imam,
“ukh aja yang jadi imam, ane qomad aja yah”
“aduh ukh, ukh ajalah yang lebih banyak hapalannya, ane masih sedikit.”
“gak ah ukh, ukh aja. Pake ayat-ayat yang pendek aja ukh supaya cepet keburu bel masuk tuh belum lagi kita makan siang.”
“ihhh ukh inilah nanti gantian yah, yaudah buruan qomad!”
“hhe, alhamdulillah.” Desahku merajut kemenangan.
Setelah lulus dan mengenyam bangku kuliah aku semakin jarang shalat berjamaah, di rumah hanya aku dan ibu, masing-masing dari kami baru ketemu ba’da isya. Di kampus kebanyakan masuk kelas, Masjid nun jauh disana, di mushallah jarang ada jamaah, sebabnya yah sulit untuk dilakuin masing-masing dari mahasiswi punya waktu berbeda, temen satu kelas juga susah ngaturnya. Inti dari masalahnya adalah WAKTU. Mau shalat juga sering ngaret. Menyelamatkan shalat saja sudah syukur alhamdulillah.
“Berjemaah itu memang rahmat. Rahmat dalam keakraban, rahmat dalam musyawarah, rahmat dalam meninggikan keimanan, rahmat dalam itsar ’mengutamakan saudara dengan mengalahkan diri sendiri’ dan rahmat saling tolong menolong. Semua itu didapatkan dalam jamaah yang diikat oleh ukhuwah fillah.”
Kalimat ini ku baca dari sebuah buku, alasan aku berhenti berpikir dengan membaca, sebab dengan begitu aku berharap mendapat motivasi yang baru untuk memacu semangatku.
“Rasulullah saw. Telah memperingatkan kaumnya dari kerja infrirodi:individual. ‘sesungguhnya serigala akan memangsa kambing yang terpisah dari rombongannya,” itulah nasihat Rasulullah tentang pentingnya kebersamaan.”
Aku mulai bergidik membaca kalimat demi kalimat khasiat dari berjamaah,.
“Apabila seorang mukmin sendirian (tidak berjemaah), maka kemungkinan besar akan mengalami penurunan keimanan, yang berlanjut dengan munculnya “kefuturan”. Kemudian hal ini akan berakhir pada kelalaian (ghoflah).”
Batinku kini yang merinding. Aku harus berubah, walau dengan amalan yang kecil, bukankah dari yang kecil lama-kelaman akan membesar? Dan aku yakin, dengan berjemaah, insyaallah kita reguk kenikmatan surga.

(ws)

2 comments:

  1. subhanallah, inspiratifff ..
    pilihan kata yg ringan namun sarat makna.
    ditunggu artikel berikutnya
    :)

    ReplyDelete