Pages

Nov 28, 2011

RESENSI

Hidayah dari Sebuah Mimpi




NOVEL “Menatap Punggung Muhammad” sebenarnya adalah sebuah surat sepanjang 100 halaman yang ditulis oleh seseorang lelaki nonmuslim kepada kekasihnya, Azalea. Surat ini menceritakan kisah pencariannya terhadap makna dari mimpi yang tidak biasa dari biasanya yaitu mimpi bertemu Muhammad. Tokoh “Aku” dalam novel ini merasa tak pantas mendapatkannya, namun sosok Muhammad Sang Nabi sungguh mempesona.
Dalam kisah ini, tokoh “Aku” adalah seorang non-Muslim yang melakukan pencarian atau petualang setelah ia bermimpi bertemu dengan Muhammad Sang Nabi. Sebuah mimpi yang membangunkan kesadarannya, sebab dalam mimpi itu Muhammad berpesan padanya tentang kebaikan. Sesuatu yang ia tahu tak mungkin ia tolak siapa pun yang mengatakannya. Mulanya, ia berusaha menolak mimpi itu. Tetapi, semakin ia tolak, bayangan Muhammad dalam mimpinya semakin lekat dalam ingatannya. Hingga ia bagai mengalami kecanduan untuk mengenal sosok seorang Muhammad.

Entah bagaimana mimpi ini terus menerus membuatnya gelisah. Hingga ada semacam getar spiritual yang ia rasakan dalam hatinya, ia sama sekali merasa tak pantas menerimanya. Bila mimpi bertemu dengan Muhammad adalah mimpi yang suci bagi mereka yang Muslim, batinnya, mengapa mesti aku yang mendapatkannya? Sampai saatnya, ia memutuskan untuk memulai sebuah pencarian untuk menemukan Muhammad. Dalam pencarian yang panjang hingga ia meninggalkan seorang kekasih yang amat mencintainya, keluarga hingga karirnya sebuah hasrat besar untuk mengenal seseorang yang luar biasa pula.

"Apakah yang lebih besar dari iman?" Lalu kutatap lagi sosok lelaki yang tampak agung itu: Muhammad. "Kebaikan," katanya tiba-tiba, "Melebihi apa pun, adalah yang paling utama dari semuanya. Aku menyebutnya ihsan." Itulah mimpi yang didapat oleh tokoh "aku" dalam cerita ini, tokoh utama yang tidak akan kita ketahui jati dirinya sampai akhir cerita, tetapi telah mampu membuat hati dan diri kita bergetar hebat dan berurai air mata membaca suratnya. Penulis begitu baik menyampaikan setiap alur yang dilakukan oleh tokoh “Aku” hingga pastinya pembaca akan menemukan hal-hal atau peristiwa yang baru.

”Azalea, setan bisa menyamar menjadi Tuhan dan menyelinap ke dalam mimpi siapa saja. Tapi Muhammad, bahkan setan tak sanggup menjelma dan menirukan wajah dan sosoknya? Muhammad tentu sangat istimewa. Tetapi seberapa istimewakah dia?”

Novel ini mengajak kita berfikir, seberapa besar cinta kita pada Muhammad, seberapa banyak pengetahuan tentang Muhammad yang kita miliki, juga mengungkap hal-hal tentang kebaikan, mengapa kebaikan lebih utama dari iman, mengapa kelahiran Muhammad, kehadirannya di dunia, dalam lintasan sejarah, telah memberikan banyak hal bagi hidup. Ia bukan hanya seorang nabi bagi sebuah agama. Ia lebih dari itu.

”Azalea, tolonglah aku, aku tak bisa menghentikan diriku sendiri untuk mengagumi Muhammad!”
Inilah buku yang membuat pembaca akan merasa sangat malu karena "Aku" yang non-muslim mampu melakukan sebuah pencarian untuk lebih mengenal Rasulullah. Inilah buku yang dapat menyadarkan kita, bahwa kita masih belum mampu berbuat kebaikan sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah. Kadang kita yang mengaku beragama Islam belum mampu meneladani sikap Rasulullah. Aku menatap punggung Muhammad yang menjauh.... Terus menjauh. Entah mengapa ada perasaan sedih yang teramat dalam saat ia meninggalkanku di tempat itu sendirian. Aku benar-benar tak rela melepasnya pergi...

Aku menatap pungungnya dan memanggilnya kembali dengan mata rinduku... dan inilah buku yang mampu membangkitkan kerinduan kita yang tak tertahankan akan hadirnya sosok agung Sang Rasulullah. Novel ini sangat baik dan mengajak kita merenungkan, menyibak tirai pikiran dan emosi negatif yang menutupi sumber cahaya Ilahi, baik yang ada di dalam diri sendiri maupun di alam semesta. Dengan membaca buku ini kita juga akan merasakan rindu kepada Muhammad seperti tokoh “Aku” yang ada di dalam cerita.
(WS)

http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2011/05/08/32983/hidayah_dari_sebuah_mimpi

2 comments:

  1. Dah pernah baca resensinya di Medan Bisnis Minggu,jangan-jangan ini ya penulisnya, wahh seneng banget anak UKMI Ar-RAHMN FBS dah ada yang terkenal di media, Subhanallah

    ReplyDelete
  2. ALAHAI,,,ditunggu tulisan mukhlis disini yh,,
    agar penulisnya anak FBS semua,, OK..
    :)

    ReplyDelete